
Misalnya; 1 = 1 saja, ini sikap individual, yang takkan pernah berkembang, kalau toh bisa berkembang kepentingannya hanya untuk diri sendiri saja.
Sedangkan 1 + 1 = 2, dan bisa 27, 100, bisa 700 bahkan bisa tak terhingga. Inilah yg kita maksud dengan kerjasama. Kerjasama individu namanya suami ditambah individu namanya istri, jika bekerjasama dalam kebaikan dunia, maka akan menghasilkan anak 1, jumlahnya menjadi 3, jika anaknya kembar 5, jumlahnya menjadi 7, dan seterusnya, kalau kita maknai dalam sholat berjamaah, jika ada imam dan makmum saja, bisa bernilai 27. Subhanallah, betapa dahsyatnya kerjasama.
Sedangkan 1 + 1 = 2, dan bisa 27, 100, bisa 700 bahkan bisa tak terhingga. Inilah yg kita maksud dengan kerjasama. Kerjasama individu namanya suami ditambah individu namanya istri, jika bekerjasama dalam kebaikan dunia, maka akan menghasilkan anak 1, jumlahnya menjadi 3, jika anaknya kembar 5, jumlahnya menjadi 7, dan seterusnya, kalau kita maknai dalam sholat berjamaah, jika ada imam dan makmum saja, bisa bernilai 27. Subhanallah, betapa dahsyatnya kerjasama.
Semua orang menginginkan hasil maksimal dalam usaha, kerja profesional dan bahkan dalam kehidupannya, maka berbagai macam upaya, agar produktifitas individu dalam tim meningkat, dengan pendidikan, reward, bonus dan sebagainya, ini semua adalah upaya agar kerjasama bisa terwujud dan memberikan kontribusi berarti pada optimalisasi hasil kerja.
Memang tidak mudah mewujudkan impian dengan kerjasama, ada syarat2 yang harus dipenuhi oleh individu2 dalam tim, dan kewajiban perusahaan untuk terus mendorong kokohnya syarat kerjasama tadi.
Syarat2 memaksimalkan potensi kerjasama:
1. Memiliki sudut pandang yg sama, minimal memiliki suhu yg sama untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Modeling yg bisa dilakukan adalah "mind set management". Ini upaya untuk terus menyamakan persepsi, langkah, terbangunnya komunikasi yang sehat, karena upaya untuk mewujudkan visi dan misi tanpa persepsi yang sama akan mudah menimbukan konflik yang lebih besar dibandingkan upaya yg sudah dilakukan dengan menyamakan persepsi, konflik bisa diminimalisir.
Poin2 penting dalam menyamakan persepsi yaitu sharing informal, general meeting, morning breafing, coffee break, afternoon break dll. Termasuk didalamnya up grading staff dan cross department, tujuannya adalah mengoptimalisasi kemampuan bekerjasama. Ini hal teknis yg bisa dilakukan untuk meminimalisir gap, kebuntuan komunikasi dan bahkan bisa mempermudah menyelesaikan masalah.
"Terkadang persoalan itu bukan terletak pada teknis masalahnya, namun karena hati yang sempit, fikiran yg stag yang menyulut emosi sehingga membuat masalah kecil saja bisa menjadi sangat ruwet bahkan berimpas pada konflik besar" (gus hasan).
2. Kematangan mental. Orang yang selalu bisa lapang dada, mudah bertoleransi dan bahkan bisa optimal bekerjasama dengan orang lain itu karena kematangan secara mental. Dan poin2 kematangan mental itu berciri2: berinisiatif, terbuka dalam fikiran, mudah lapang hati, tanggungjawab yg tinggi, kemampuan komunikasi yg baik dalam banyak situasi, disiplin, jujur pada dirinya sendiri, supel, mendahulukan orang lain, bisa dipercaya, dan menjaga komitmen.
"Kejujuran, keterbukaan dan tanggungjawab yg tinggi adalah ibu kandung kekuatan mental, jika ini kuat mengakar maka anak2 lainnya yg terlahir dari rahim ibu kandungnya akan menjelma menjadi kekuatan yg dahsyat melebihi harapan pemiliknya" (gus hasan).
3. Kepercayaan, anda bisa bayangkan, bagaimana membangun kepercayaan yg kuat dan yang memiliki dampak jangka panjang, hal ini tidak mudah. Bisa dipercaya saja mensyaratkan dua hal yaitu kompetensi (kecakapan) dan karakter (sikap mental), salah satu saja ada tidak cukup bisa mengcover kepecayaan seutuhnya, masih timpang. Seseorang yang matang secara mental, tekun, sabar, tanggungjawab, lapang dada atau hati, komitmen tinggi, tapi tidak memiliki kompetensi maka tidak aka ada kepercayaan panjang, apalagi industri yg berorientasi fisik, target bisnis, tanpa kopetensi mustahil bin mustahal ada kepercayaan dari owner atau manajemen.
Demikian pula orang yang memiliki kompentensi tinggi, cakap, mumpuni, pengalamannya banyak dalam banyak industri, tapi rendah mentalnya, mentalnya bayi, maka juga akan rentan tanpa kepercayaan. Tidaklah cukup memiliki ketrampilan namun tidak dibingkai dengan nilai2 mental maka hanya akan menghasilkan fisik tanpa ruh.
4. Komunikasi, betapa vitalnya komunikasi dalam semua lini, tanpa ini akan menghasilkan angka nol bahkan minus. KOMUNIKASI sangat vital dalam kehidupan, baik upaya mencapai tujuan, hingga upaya menyelesaikan konflik. Sedangkan semua pekerjaan takkan mungkin tanpa konflik, komunikasi adalah kalatisator untuk selalu mampu menjadi penetralisir, dan bahkan bisa menjadi solusi terbaik dalam mengatasi semua hal.
"Dalam komunikasi yang efektif tidak terletak pada seberapa baiknya kata2, namun pengetahuan kita terhadap lawan bicara, dimana dan kapan anda berkomunikasi ini akan memberikan efek paling kongkrit dalam menyelesaikan setiap masalah" (gus hasan).
11 maret 2015 ^eden hotel^ persiapan memberikan materi kuliah Leadership.
#catatanmotivasi#www.gushasan.com
#catatanmotivasi#www.gushasan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar