Nyepi dan Damai

Nyepi adalah fenomena unik yang ada di dunia, dan saya yakin hampir tidak ada dibelahan dunia manapun yang dengan kepentingan ini, ada kerelaan hati untuk meninggalkan semua aktifitas, hingga rela menanggung kerugian materi bermilyar2an rupiah demi melaksanakan sebuah ritual unik, indah, dan luar biasa di Bali.

Saya tinggal di Bali lebih kurang hampir 20 tahun, dan setiap tahun saya melalui nyepi dengan beragam fenomena dan kekhasannya. Intinya nyepi harus selalu ada, terus dilestarikan dan dibangun sedemikian rupa, bahkan harus bisa menarik wisatawan untuk tahu, belajar dan bahkan  studi banding, agar disemua belahan dunia melakukan hal demikian jika menginginkan bumi ini segar, selamat dan
punya kekuatan  spiritual, ditengah kekuatan kapitalis yang mencekeram dunia, semua dibuat hedonis, dari cara berfikir, merasa bahkan agamapun sangat hedonis. ^realitas menunjukkan dan bisa kita rasakan bahwa berpakaian, berkendaraan mewah, dan makanan mewah menjadi adigium nyata dalam keberagamaan, bahkan uang bisa membeli fatwa dari orang2 yang tak memiliki sedikit pun pemahaman agama.

Betapa indah filosofi nyepi, bumi perlu ber"puasa", agar tak lagi tereksploitasi oleh kepentingan apapun termasuk keserakahan manusia, bahkan demi kepentingan politikpun, yang seharusnya air, tanah, udara adalah digunakan sebaik2nya untuk kemakmuran rakyat, menjadi objek dagang penguasa dan pasarnya adalah rakyatnya sendiri, sehingga yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya, ketimpangan inilah diantara menjadi faktor munculnya banyak kejahatan ditengah masyarakat yang sulit, dan nyepi seharusnya menjadi pelajaran luar biasa agar semuanya sadar, manusia sebagai pelaku (kholifah), alam sebagai pemangku (objek), hasil adalah kerjasama keduanya harus menjadi sarana kemakmuran, kesejahteraan dan perdamaian kehidupan.

Nyepi harus bisa menyatukan fisik, fikiran dan hati, Fisik sebagai pelaku lapangan dalam kehidupan perlu diasah kesegarannya, dengan upaya apapun, sedangkan fikiran adalah mesin pengolah fisik, agar berdaya guna semaksimal mungkin, isi fikiran menentukan tindakan, dan tindakan akan bergantung dari semua hal yang ada dalam fikiran, ilmu pengetahuan adalah isinya, darinya terpancar karisma, kemuliaan, dan masa depan, maka tak boleh kita mengabaikan generasi kita dari tertinggalnya pendidikan dan informasi.

Sedangkan hati adalah motor mesin paling penting dari fisik dan fikiran, karena hati sumber kekuatan, didalamnya ada kemauan, kesungguhan, kejujuran, toleransi, kedamaian, kedisiplinan, tanggungjawab dan hal2 yang meliputi semua wilayah mental dan karakter. Tanpa hati, ibarat fisik tanpa ruh, ruh adalah kekuatan dahsyat yang luar biasa yang mampu mengangkat derajat manusia, bahkan lebih mulia dari malaikat sekalipun.

Nyepi menyatukan itu, kesatuan antara fisik, fikiran dan hati, inilah yang saya sebut sebagai pola pembangunan karakter atau revolusi mental. REVOLUSI MENTAL itu adalah pola menyatukan ketiga komponen dalam karakter anak bangsa, manakala itu terbangun dengan baik, maka merekalah jiwa2 merdeka, karena tindakannya tidak berbeda dengan ucapan dan keyakinannya. Meraka akan cerdas bukan untuk kepentingan dirinya, tapi kecerdasannya untuk kemakmuran bersama, mereka akan menjadi sadar, dan  kesadarannya bukan hanya untuk kebahagiaannya sendiri, tapi untuk dibagi keseluruh alam, agar seluruh makhluk juga merasakan kebahagiaan bersama, dalam cinta, damai, dan sejahtera.

Kita semua anak bangsa, anak manusia yang harus berdamai, tidak boleh ada pertikaian gara2 bola, tanah atau bahkan warisan. Kita tidak boleh tersekat oleh suku, ras, atau bahkan agama, agama mengajarkan untuk saling sayang meyayangi, dan saling kenal mengenal, agar kita semua bisa saling tolong menolong dalam kebaikan.

Makkah, 16 maret 2015
#dalam kesekian kalinya bersama jamaah umroh Bali, #save cinta damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar